Minggu, 18 Juli 2010

Perjalanan Sandai – Kalam : Ketapang Kalbar

Perjalanan yang saya lakukan kali ini adalah untuk rute Sandai – Kalam, di Kabupaten Ketapang Propinsi Kalimantan Barat. Sandai adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Ketapang yang terkenal dengan hasil kayu, sawit dan potensi mineral bauksit. Sementara Kalam adalah sebuah desa di Kecamatan Sungai Laur yang terkenal dengan buah duriannya. Salah satu tujuan saya jalan-jalan adalah membeli buah durian sebagai oleh-oleh teman kerja di kantor.

buah durian dari pulau Kalimantan
Perjalanan dari Sandai ke Kalam melalui jalur Trans Kalimantan ditempuh kurang dari jam menggunakan kendaraan SUV atau D-CAB 4WD. Dengan kondisi jalan yang relatif bagus dan pemandangan yang menarik maka waktu tempuh tersebut cukup pendek.
Beberapa penghambat waktu di jalan adalah adanya pembangunan jalan Trans Kalimantan yang masih dikerjakan, jalan sudah relatif mulus dengan permukaan yang sudah dilapisi batu dan pasir. Beberapa jembatan sedang dalam pembangunan dan beberapa ruas jalan sedang dilebarkan. Saya pernah mengambil rute yang sama 6 bulan lalu dengan waktu tempuh hampir 4 kali lipat. Kondisi jalan 6 bulan yang lalu sangat memprihatinkan, bahkan dengan kendaraan Strada Triton 4WD bisa amblas terjebak lumpur.
Saya berangkat dari sandai sekitar jam 9 padi, sampai di daerah Simpang Kumai sekitar 30 menit perjalanan, lalu 10 menit kemudian sampailah di Entinap, sebuah dusun di Desa Bengaras Kecamatan Sungai Laur. Saya memutuskan untuk berbelok ke kanan dari dusun Entinap untuk menuju desa Lanjut Mekarsari karena mau ketemu dengan Kepala Desa, Bapak Tri Hartono.

Bukit Batudaya
Dari pertigaan Entinap menuju Desa Lanjut Mekarsari saya sempat melihat Bukit Batudaya yang menjulang megah. Saya berhenti sebentar dan tidak lupa mengambil kamera Veteran saya, Nikon D1x, dan mengabadikan Bukit Batudaya yang sangat fenomenal tersebut. Saya mengambil gambar dari pinggir perkebunan kelapa sawit.
Setelah beberapa saat mengobrol dengan Kepala Desa Lanjut Mekarsari atau lebih dikenal dengan desa Semapo Hulu, maka saya kembali ke arah dusun Entinap, sampai pertigaan berbelok ke arah kanan menuju Desa Bengaras. Desa Bengaras dekat dengan pusat Kecamatan Sungai Laur. Yang unik dari pusat kecamatan Sungai Laur adalah adanya bukit Laur yang menjulang tinggi di tengah “kota”. Bukit tersebut cukup tinggi dan biasa dijadikan tempat wisata oleh para pemuda-pemudi ketika tahun baru. Sekilas saya melihat bukit tersebut dan sempat membayangkan jika para pemanjat tebing tahu tempat ini pasti akan tergiur untuk merambatinya.

Bukit Laur
Foto Bukit Laur yang saya ambil dari dalam mobil tersebut memang kurang menarik. Faktor posisi pengambilan yang tidak menguntungkan dari dalam kendaraan yang melaju. Saya sengaja tidak turun dan berhenti karena pada saat yang bersamaan lewat truk-truk pengangkut material pembangunan jalan yang menimbulkan debu berterbangan.
Setelah dari pusat kecamatan Sungai Laur, selama kurang lebih 10 menit perjalanan sampailah saya di desa Kalam. Selama perjalanan dari Kantor Kecamatan Sungai Laur – Desa Kalam bisa dilihat sepanjang kiri kanan jalan tampak pohon durian dengan buah yang sangat menggiurkan. Kebetulan bulan Juli – awal September adalah masa panen durian. Masyarakat biasa melakukan “nyandau” atau menunggu duria jatuh di hutan. Lalu mereka akan menjual durian hasil nyandau tersebut dengan meletakkan di depan rumah dan menunggu pembeli atau tengkulak yang lewat.

Jualan Durian
Harga durian sangat murah. Dengan uang 50 ribu rupiah jika pintar-pintar menawar akan mendapatkan 1 karung durian tanpa bonus busuk.
Akhirnya saya mampir di sebuah rumah yang menjajakan durian seperti dalam foto di sebelah. Dengan tawar menawar secukupnya saya bisa memboyong semua durian tersebut dengan ditambah makan 2 buah durian di tempat hanya dengan harga Rp. 50.000,-.
Saya bisa membawa 14 durian dengan kualitas super tanpa busuk sedikitpun dan puas memakan 2 buah durian di tempat hanya dengan harga Rp. 50.000,-. Sebuah harga yang hanya cukup untuk membeli 2 buah durian ukuran kecil di Pulau Jawa. Saya pulang berhasil membawa oleh-oleh untuk teman-teman kerja di kantor. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar